berita pendidikan

Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Sosial Remaja

Pendidikan Dan Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Sosial

Pengaruh Media Sosial – Dalam era digital saat ini dengan hadirnya media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi remaja. Dengan kemudahan akses dan interaksi yang tak terbatas, media sosial menawarkan berbagai manfaat, seperti memperluas jejaring sosial, mengekspresikan diri, dan memperoleh informasi. Namun, di balik semua keuntungan tersebut, terdapat dampak negatif yang signifikan terhadap perilaku sosial remaja. Berikut ini akan membahas secara mendalam pengaruh media sosial terhadap perilaku sosial remaja, baik dari segi positif maupun negatif.

Baca Juga : 5 Jurusan Teknik Yang Sedang Di Kembangkan

Peran Media Sosial Dalam Membentuk Identitas Remaja

Remaja berada dalam masa pencarian jati diri dan identitas. Media sosial menyediakan platform yang memungkinkan mereka untuk bereksplorasi dan mengekspresikan diri secara lebih bebas. Melalui postingan, foto, dan video, remaja dapat menampilkan siapa mereka dan apa yang mereka sukai. Hal ini bisa meningkatkan rasa percaya diri dan membantu mereka menemukan komunitas yang sehati.

Kecenderungan untuk berusaha tampil sempurna di media sosial juga dapat menimbulkan tekanan sosial. Remaja sering merasa harus menyesuaikan diri dengan standar tertentu agar di terima oleh lingkaran sosialnya. Perilaku ini bisa mengarah pada ketidakautentikan dan bahkan rasa tidak puas terhadap diri sendiri, yang pada akhirnya memengaruhi kesehatan mental dan perilaku sosial mereka.

Media Sosial Sebagai Sarana Interaksi Sosial

Media sosial memudahkan remaja untuk tetap terhubung dengan teman-teman, keluarga, dan orang lain di seluruh dunia. Interaksi ini membantu mereka mengembangkan keterampilan komunikasi digital, memperkuat hubungan sosial, dan memperluas wawasan. Dalam banyak kasus, media sosial menjadi alat penting dalam membangun jaringan sosial yang solid.

Ketergantungan terhadap media sosial dapat mengurangi kualitas interaksi tatap muka. Banyak remaja lebih nyaman berkomunikasi secara daring daripada secara langsung. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sosial, seperti empati dan keterampilan komunikasi verbal, yang penting dalam kehidupan nyata. Ketika interaksi sosial di lakukan secara daring terus-menerus, kemampuan untuk membaca ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan nuansa komunikasi menjadi berkurang.

Dampak Negatif Media Sosial Terhadap Perilaku Sosial Remaja

Tidak dapat di sangkal bahwa media sosial juga membawa dampak negatif terhadap perilaku sosial remaja. Salah satu dampak utama adalah munculnya perilaku cyberbullying. Dengan anonimitas dan jarak yang di berikan oleh media sosial, beberapa remaja merasa lebih leluasa mengeluarkan komentar kasar, menghina, atau menyebarkan gosip yang menyakitkan. Cyberbullying dapat menyebabkan tekanan psikologis yang berat dan bahkan berujung pada trauma.

Ketergantungan terhadap media sosial dapat menyebabkan remaja menjadi kurang aktif secara fisik dan sosial di dunia nyata. Mereka lebih sering menghabiskan waktu di depan layar daripada berinteraksi langsung dengan orang lain. Akibatnya, mereka mungkin mengalami isolasi sosial, merasa kesepian, dan mengalami penurunan kemampuan berempati.

Media sosial juga sering memicu perbandingan sosial yang tidak sehat. Melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna dapat menimbulkan rasa iri, rendah diri, dan tidak puas terhadap kondisi diri sendiri. Perilaku ini berpotensi memperburuk kesehatan mental remaja dan mengganggu perkembangan sosial mereka.

Pengaruh Media Sosial Terhadap Nilai Dan Etika Sosial

Media sosial dapat memengaruhi nilai dan etika sosial remaja. Di satu sisi, platform ini dapat digunakan untuk menyebarkan pesan positif, edukatif, dan membangun kesadaran sosial. Banyak remaja yang aktif dalam kampanye sosial, penggalangan dana, dan kegiatan positif lainnya melalui media sosial.

Media sosial juga menjadi tempat penyebaran konten yang tidak etis, seperti hoaks, ujaran kebencian, dan perilaku tidak sopan. Pengaruh ini dapat membentuk persepsi remaja terhadap norma sosial dan etika, yang jika tidak diawasi, berpotensi merusak karakter dan perilaku mereka.

5 Informasi Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka Terbaru 2023

5 Informasi Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka Terbaru 2023

5 Informasi Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka Terbaru 2023 – Kurikulum Merdeka menjadi kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompentensi. Kemendikbudristek memutuskan prinsip pembelajaran yang ditulis di panduan pembelajaran asesmen pendidikan.

Panduan itu tercatat atas Pusat Asesmen dan Pembelajaran bagian dari Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Balitbangbuk). Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan menurut tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk menggapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.

Daftar Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Merilis dari beberapa sumber terpercaya, berikut merupakan prinsip pembelajaran kurikulum merdeka terbaru.

1. Kondisi Peserta Didik

Karakteristik peserta didik bisa diartikan menjadi keseluruhan pola kelakuan yang dimiliki, yang nantinya berpengaruh pada kegiatannya dalam menggapai cita-cita atau tujuan. Manfaat memahami kondisi peserta didik, ada sejumlah manfaat lain yang diperoleh dari menganalisis karakteristik peserta didik yaitu:

  • Melaksanakan analisis terhadap kondisi, latar belakang, tahap perkembangan dan pencapaian peserta didik sebelummnya dan melakukan pemetaan
  • Memperkirakan tahap perkembangan sebagai kontinum yang berkelanjutan sebagai dasar merancang pembelajaran dan asesmen
  • Membahas lingkungan sekolah tentang sarana dan prasana yang dimiliki peserta didik, pendidik dan sekolah untuk mendukung kegiatan pembelajaran
  • Menyampaikan alur tujuan pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik
  • Memperhitungkan segala sesuatu dari sudut pandang peserta didik

2. Pembelajaran Sepanjang Hayat

Pembelajaran Sepanjang Hayat menjadi pengejaran pengetahuan yang “berkelanjutan, sukarela, dan motivasi diri” baik untuk alasan pribadi ataupun profesional. Hal ini penting untuk daya saing dan kemampuan kerja individu, tetapi juga meningkatkan inklusi sosial, kewarganegaraan aktif, dan pengembangan pribadi. Adapun sejumlah hal yang harus di perhatikan dalam implementasi prinsip pembelajaran sepanjang hayat merupakan sebagai berikut:

  • Menggunakan beragam metode pembelajaran mutakhir yang mendukung terjadinya perkembangan kompetensi diantaranya seperti belajar berbasis inkuiri, berbasis projek, berbasis
  • masalah, berbasis tantangan, dan metode pembelajaran diferensiasi.
  • Mengetahui berbagai perspektif yang mendukung kognitif, sosial emosi, dan spiritual.
  • Mengetahui profil Pancasila sebagai target tercermin pada peserta didik

3. Holistik

Holistik merupakan serangkaian gagasan-gagasan bahwa segala sesuatu harus dipelajari secara keseluruhan dan bukan hanya sejumlah beberapa dari bagian-bagiannya yang ada di dalam kehidupan manusia sehingga secara konsep maknanya merupakan menyeluruh.

Baca juga: Informasi Jurusan Favorit di UGM Yang Paling Banyak Diminati Calon Mahasiswa 2023

4. Relevan

Relevan menjadi sebuah hal yang bersangkut paut, yang ada hubungan, atau selaras dengan sebuah hal. Dengan begitu, Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) arti relevansi menjadi sebuah hubungan atau kaitan.

5. Berkelanjutan

Madsud dari prinsip berkelanjutan antara lain:

  • Umpan balik yang terus menerus dari pendidik untuk peserta didik ataupun dari peserta didik untuk peserta didik.
  • Pembelajaran yang membangun pemahaman bermadsud dengan memberi dukungan lebih banyak di awal untuk kemudian perlahan melepas sedikit demi sedikit dukungan tertentu untuk akhirnya menjadi pelajar yang mandiri dan merdeka.
  • Pendidik harus melakukan berbagai inovasi terhadap metode dan strategi pengajarannya.
  • Pengajaran keterampilan abad 21.